Guru yang Nyata

"Namaku said. Semenjak aku duduk di kelas 2, teman-temanku sering membuliku. Aku seperti tidak punya teman. Semuanya membuli", dengan terbata-bata dan diiringi isakan, Rasyid menceritakan sinopsis bukunya yang berjudul sahabat bukan sahabat di hadapan para peserta pelatihan menulis buku satu buku satu guru KPPL Kemenag Kota Payakumbuh pada tanggal 8 da 9 Februari 2020 di hotel kolivera. Sumua peserta yang berada di aula terhipnotis oleh seorang said. Ya, said seorang anak kecil yang baru duduk di kelas 2 SD adalah seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus. Semenjak lahir, kedua kakinya tidak tumbuh normal seperti anak seusianya. Akibatnya, ia tidak mampu berjalan. Untuk berjalan, ia harus menggunakan kedua belah tangannya untuk menopang kakinya yang lemah. Selain itu, ia juga menggunakan kursi roda untuk membantunya beraktivitas sehari-hari terutama untuk di sekolah. Aku pun terhipnotis dengan said ketika itu. Kedua netraku terasa panas. Lahar bening mengalir hingga membasahi pipi. Kerongkongan seakan tersekat. Dadaku pun terasa sesak seakan Paru-paru ku kekurangan oksigen. Perutku kembang kempis tak terkendali. Akhirnya, ujung hijabku menjadi basah Sungguh luar biasa hati yang dimiliki oleh Said. Meskipun hari-hari yang dilalui tidak seindah seperti teman sebayanya. Ia tidak pernah mengeluh. Semangat untuk sekolah tetap berkobar. Ini, ia buktikan dengan menjadi juara di kelasnya. Sekarang, bagaimana dengan aku, Bapak, Ibu, Saudara dan kamu? Apakah kita akan kalah dengan seorang Said? Apakah kita semua merasa bahwa beban yang kita miliki lebih berat dibandingkan dengan anak sekecil itu?